"Hai Cantik.." kata seseorang dibalik pintu kamarnya
"Hai, Mori." balas Gadis sambil tersenyum,
"Lagi apa? Pergi sekarang?" tanya Mori sambil merangkul Gadis,
"Ngga lagi apa-apa. Ya, pergi sekarang aja." Katanya sambil menutup pintu, Mori hanya menghembuskan nafas berat. Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu kamarnya. Gadis bangkit untuk membukakan pintu.
"Hai, Cantik.." kata seseorang dibalik pintu kamarnya
"Hai, Mori." balas Gadis sambil tersenyum,
"Lagi apa? Pergi sekarang?" tanya Mori sambil merangkul Gadis,
"Ngga lagi apa-apa. Ya, pergi sekarang aja." Katanya sambil menutup pintu, Mori hanya mengangguk dan kemudian mengikuti Gadis yang turun ke lantai bawah.
"Om.. Tante.. Gadisnya saya pinjem dulu yah.." Mori pamitan kepada orang tua Gadis.
"Iya.. Tapi jangan kemaleman ya, nak Mori." jawab Ibunda Gadis sambil tersenyum,
"Siap, Tante!" kata Mori sambil memberi hormat
"Jagain Gadis Oom ya Mori. Oom percaya kamu." Ayah Gadis ikut mengingatkan Mori.
"Oke, Oom." Mori tersenyum.
Setelah berpamitan, mereka berdua langsung pergi menuju tempat yang sudah di rencanakan.
******************************
"Makasih ya, Ri. Dinnernya unfogettable banget." Kata Gadis sambil tersenyum,
"You're welcome, My Lady." balas Mori sambil mencium kening Gadis, "mau kemana kita sekarang?" tanya Mori. Gadis mengangkat bahunya,
"Terserah kamu," Gadis menatap Mori teduh, Mori tersenyum.
"Oke. Kita ke Kongo aja." kata Mori sambil mulai mengendarai mobilnya,
"Tapi kita kan udah makan."
"Gapapa, kita mesen minum aja. Aku cuma mau nyari tempat yang enak buat ngobrol aja." Jelas Mori sambil terus mengendarai. Gadis hanya tersenyum.
"Oke, silahkan turun." Kata Mori sambil membukakan pintu mobilnya untuk Gadis, Gadis tersenyum dan keluar dari mobil Mori. Mori memberikan kuncinya kepada penjaga untuk memarkirkan mobilnya. Mereka pun masuk ke Restoran dan langsung berbincang-bincang setelah memesan minuman.
"Mm.. Apa kabar, Mor?" Gadis memecah kesunyian, Mori memandang Gadis,
"Apa sih kamu?" balasnya sambil tersenyum, Gadis hanya tertawa. Tiba-tiba handphone milik Mori berbunyi,
"EH, Sorry, Dis. Bentar." Mori mengambil handphonenya, dan kemudian terpaku dengan handphonenya.
"Siapa?" tanya Gadis setelah Mori selesai dengan handphonenya,
"Diky. Setengah jam lagi aku harus latihan." jawab Mori. Gadis menghembuskan nafasnya, kesal.
"Kenapa?" tanya Mori.
"Aku cape, Mor. Kamu terlalu sibuk. Jadi cuek. Susah banget buat punya waktu sama aku." jawab Gadis sambil memainkan jarinya, Mori meraih jari Gadis.
"Dis, kita udah sering debatin ini." Mori menatap Gadis, dalam.
"Tapi kali ini aku bener-bener cape, Mor. I miss how you always made your time for me. Sekarang kamu kalau aku sms atau chat, jadi dingin banget balesnya. Aku gasuka." tutur Gadis. Mori masih menatapnya,
"Oke. Aku sadar dulu aku gitu. Tapi, sekarang aku udah coba buat berubah. Tapi kenapa malah kamu yang jadi gini?" Gadis mulai berkaca-kaca. Mori menggenggam tangan Gadis,
"Dis.." katanya, "Aku udah sering bilang sama kamu. Aku sayang banget sama kamu. Aku juga ga pengen buat jadi cuek sama kamu. Tapi keadaan yang bikin aku kaya gini." jelas Mori, Gadis menunduk.
"Lagi pula aku ngga sempurna. Aku manusia biasa. Aku juga punya ego, mungkin dulu aku ga cuek. Tapi aku gabisa selama-lamanya ga cuek." Mori memepererat genggamannya.
"Maafin aku kalau aku cuek. Tapi harus satu yang kamu tau. Aku sayang banget sama kamu. Dan kamu tenang aja. Aku gaakan selingkuh. Aku udah ada yang milikkin. Iya kan?" Mori tersenyum. Gadis mengangkat wajahnya dan ikut tersenyum, langsung Gadis memeluk Mori.
"Aku sayang kamu." bisik Gadis.