"Halo." kata Hari
"Har.. Lagi apa? Dimana?" tanya gadis disebrang telfon penuh semangat
"Oh.. Disya. Lagi ngerjain tugas, dirumah" jawab Hari
"Masih ngerjain tugas?" Adisya terdengar sedikit kecewa,
"Iya nih.. Ngga beres-beres." Hari menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal,
"Ooohh.. Udah makan?" tanya Disya
"Belum..."
"Makan dong, oh iya.. Sebenernya ada yang mau aku omongin." Disya terdengar berseri-seri, "Lusa kita..." Disya belum sempat melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba Hari memotong,
"Eh, Dis.. Udah dulu yah, aku mau lanjutin tugas, daaaah.." dan....
"tuuuuuuuutt.. tuuuutt.." sambungan terputus. Adisya terpaku dengan handphonenya sendiri,
"Lusa kita setahunan, Har..." Disya berbicara kepada dirinya sendiri.
******************
"Hai sayang.." kata Hari sambil mencium kening Adisya, "maaf aku telat.." Hari mengambil kursi dan duduk di sebelah Adisya.
"Haha.. Ngga apa-apa ko, biasa kan kamu telat?" Kata Adisya sambil menatap Hari sinis. Hari memandang Adisya bingung,
"kenapa?" tanyanya. Adisya memutar bola matanya,
"Ergh.. Kebiasaan deh ngga nyadar sama kesalahan! Aku disini nunggu hampir satu jam!" Maki Adisya kesal,
"maaaaafff... Aku sibuk ngerjain tugas sayaaaang." rayu Hari. Adisya hanya menarik nafas panjang, sabar, Disyaaaa.. Sabaaarrrrrr.. batinnya dalam hati.
"kenapa?" tanyanya. Adisya memutar bola matanya,
"Ergh.. Kebiasaan deh ngga nyadar sama kesalahan! Aku disini nunggu hampir satu jam!" Maki Adisya kesal,
"maaaaafff... Aku sibuk ngerjain tugas sayaaaang." rayu Hari. Adisya hanya menarik nafas panjang, sabar, Disyaaaa.. Sabaaarrrrrr.. batinnya dalam hati.
"Oh iya, kemaren malem kamu mau ngomong apa?" tanya Hari berusaha mengganti topik. Adisya pun berhasil terayu, wajahnya langsung berseri-seri,
"coba tebak.." katanya, Hari menyimak, "besok hari apa?" Disya tersenyum, Hari berfikir,
"Umm.... Rabu?" jawabnya. Wajah Adisya seketika langsung masam,
"eh.. Kenapa? Ada yang salah?" Hari bertanya lagi.
"Iya. Sangat salah." Jawab Adisya kesal, "besok itu kita satu tahunan Hariiii... First Anniversary! Masa kamu lupa?!" Adisya membatingkan badannya ke kursi. Hari terdiam..
"Hah? Bukannya besok itu tanggal 20 ya? Anniversarry kita kan tanggal 25." Kata Hari sambil tetap berusaha berfikir. Adisya terlonjak kaget, Ya ampun.. Dia ngga inget? GREAT! Adisya membenarkan posisi duduknya dengan kesal,
"Kita itu Anniversarry tanggal 20! Bukan tanggal 25! Tanggal 25 itu deadline buat semua tugas-tugas kamu!!" Teriak Adisya tanpa mempedulikan orang-orang yang ada di cafe yang sedang memperhatikan mereka, kemudian bangkit dari tempat duduknya dan lari keluar, Hari mengejarnya.
"coba tebak.." katanya, Hari menyimak, "besok hari apa?" Disya tersenyum, Hari berfikir,
"Umm.... Rabu?" jawabnya. Wajah Adisya seketika langsung masam,
"eh.. Kenapa? Ada yang salah?" Hari bertanya lagi.
"Iya. Sangat salah." Jawab Adisya kesal, "besok itu kita satu tahunan Hariiii... First Anniversary! Masa kamu lupa?!" Adisya membatingkan badannya ke kursi. Hari terdiam..
"Hah? Bukannya besok itu tanggal 20 ya? Anniversarry kita kan tanggal 25." Kata Hari sambil tetap berusaha berfikir. Adisya terlonjak kaget, Ya ampun.. Dia ngga inget? GREAT! Adisya membenarkan posisi duduknya dengan kesal,
"Kita itu Anniversarry tanggal 20! Bukan tanggal 25! Tanggal 25 itu deadline buat semua tugas-tugas kamu!!" Teriak Adisya tanpa mempedulikan orang-orang yang ada di cafe yang sedang memperhatikan mereka, kemudian bangkit dari tempat duduknya dan lari keluar, Hari mengejarnya.
"Disya.." kata Hari sambil lari tepogoh-pogoh,
"Dis.." Hari menangkap lengan Adisya, "Maaf.." katanya tulus, Adisya menarik nafas, berusaha mati-matian menahan air matanya,
"Dis.." Hari menangkap lengan Adisya, "Maaf.." katanya tulus, Adisya menarik nafas, berusaha mati-matian menahan air matanya,
"Har.. Selama ini aku ngga masalah kalo emang kamu lebih inget tugas-tugas kamu daripada aku. Aku ngga masalah kamu lupain buat tugas-tugas kamu yang emang banyak.." Katanya dengan susah payah,
"Tapi bukan berarti kamu bisa lupain tanggal jadian kita.." Kata Adisya lirih, Hari memandangnya dengan perasaan bersalah,
"Maaf.." Hari meminta maaf lagi.
"Ya.." Adisya menjawab dan langsung pergi meninggalkan Hari.
"Tapi bukan berarti kamu bisa lupain tanggal jadian kita.." Kata Adisya lirih, Hari memandangnya dengan perasaan bersalah,
"Maaf.." Hari meminta maaf lagi.
"Ya.." Adisya menjawab dan langsung pergi meninggalkan Hari.
*******************
"Oke. Sebentar lagi jam 00:00" Kata Disya sambil melihat jam tangan digital miliknya, "Merayakan satu tahunan sendiri karena sang pacar lupa dan sibuk dengan tugasnya.." sambungnya sambil tertawa masam,
"Ha ha.. Satu tahunan yang tak akan terlupakan.." katanya sambil merebahkan tubuhnya. Adisya terdiam sambil terus memperhatikan jam tangannya.
"Oke sodara-sodara.. Sepuluh menit lagi." katanya sambil bangkit dan menghampiri cake yang sudah ia siapkan di atas meja belajarnya, ia sedang bersiap-siap untuk menyalakan lilin sampai tiba-tiba handphonenya berdering, "Hari..." katanya bingung saat tau siapa yg menelefonnya,
"Ha ha.. Satu tahunan yang tak akan terlupakan.." katanya sambil merebahkan tubuhnya. Adisya terdiam sambil terus memperhatikan jam tangannya.
"Oke sodara-sodara.. Sepuluh menit lagi." katanya sambil bangkit dan menghampiri cake yang sudah ia siapkan di atas meja belajarnya, ia sedang bersiap-siap untuk menyalakan lilin sampai tiba-tiba handphonenya berdering, "Hari..." katanya bingung saat tau siapa yg menelefonnya,
"Halo.." Adisya mengangkat telfonnya.
"Jadi kamu ngga akan nyamperin aku dibawah nih?" Tanya hari langsung,
"Hah? Apaan?" Adisya tidak mengerti,
"Aku dibawah nih, kamu tega biarin aku kedingingan tengah malem gini?" ulang Hari. Adisya yang masih bingung segera menutup sambungan dan lari ke ruang bawah,
"Aku dibawah nih, kamu tega biarin aku kedingingan tengah malem gini?" ulang Hari. Adisya yang masih bingung segera menutup sambungan dan lari ke ruang bawah,
"Mau kemana?" tanya Ayahnya yang sedang menonton tv,
"Eh.. Hari?" jawab Adisya bingung,
"Oh jadi daritadi Hari belum disuruh masuk?" tanya ayahnya lagi,
"Daritadi?" Adisya mengulang kata-kata ayahnya,
"Iya, Hari kan di depan udah dari sejam yang lalu." jawab ayahnya. Adisya langsung berlari keluar rumah dan mendapati hari yang sedang tersenyum kedinginan.
"Halo sayang.." katanya, Adisya mengkerutkan dahinya,
"ngapain disini?" Tanya Adisya, Hari tertawa,
"ngulang tahun lalu.." jawabnya singkat, Adisya mengkerutkan dahinya -lagi-,
"Oke.." Hari langsung meraih tangan Adiysa, "Well.. Karena tahun lalu aku sibuk juga sama tugas-tugas aku, dan dengan cupunya maksain nembak kamu lewat SMS. Sekarang.." Hari mencoba meraih sesuatu didalam saku jaketnya,
"Adisya Regina.. Would you like to be my everlasting girlfriend?" katanya sambil mengeluarkan kalung berangkaikan nama Adisya dari sakunya.
Adisya tertawa.
"yes, I do." katanya sambil langsung memeluk Hari.
"Maaf ya. Aku janji, lima hari setelah hari ini, ngga akan aku sibuk sama tugas-tugas aku. Mulai lima hari kedepan, Hari cuma untuk Adisya." katanya sambil mengelus rambut Adisya,
"iyalah.. Orang hari itu semua tugas kamu harus dikumpulin" katanya sambil tertawa dipelukan Hari.
"Eh.. Hari?" jawab Adisya bingung,
"Oh jadi daritadi Hari belum disuruh masuk?" tanya ayahnya lagi,
"Daritadi?" Adisya mengulang kata-kata ayahnya,
"Iya, Hari kan di depan udah dari sejam yang lalu." jawab ayahnya. Adisya langsung berlari keluar rumah dan mendapati hari yang sedang tersenyum kedinginan.
"Halo sayang.." katanya, Adisya mengkerutkan dahinya,
"ngapain disini?" Tanya Adisya, Hari tertawa,
"ngulang tahun lalu.." jawabnya singkat, Adisya mengkerutkan dahinya -lagi-,
"Oke.." Hari langsung meraih tangan Adiysa, "Well.. Karena tahun lalu aku sibuk juga sama tugas-tugas aku, dan dengan cupunya maksain nembak kamu lewat SMS. Sekarang.." Hari mencoba meraih sesuatu didalam saku jaketnya,
"Adisya Regina.. Would you like to be my everlasting girlfriend?" katanya sambil mengeluarkan kalung berangkaikan nama Adisya dari sakunya.
Adisya tertawa.
"yes, I do." katanya sambil langsung memeluk Hari.
"Maaf ya. Aku janji, lima hari setelah hari ini, ngga akan aku sibuk sama tugas-tugas aku. Mulai lima hari kedepan, Hari cuma untuk Adisya." katanya sambil mengelus rambut Adisya,
"iyalah.. Orang hari itu semua tugas kamu harus dikumpulin" katanya sambil tertawa dipelukan Hari.
Ko tumben Nid, bikin cerpen yg sweet terus :">
ReplyDeleteCerpen yg itu ga di publish yang?
Huehehe lagi mellow ini teh yang. Iya itu baru di publish ;)
ReplyDelete