Cerita hidup dari sisi seorang gadis yang percaya bahwa tuhan itu adil.

Wednesday, 03 August 2011

Dari Sisi Aku.

Mia.
Dia mengatur nafasnya. Terlihat pundaknya naik turun beraturan.
"Aku mohon, Mia" Katanya, "berhentilah bertingkah bahwa aku adalah tersangka utama dalam hubungan kita." 
Aku terdiam. 
"Aku ga pernah bilang kalo kamu tersangka utama dari semua ini." Kataku membela diri.
"Kamu emang ga pernah bilang. Tapi semua tingkah laku kamu selalu memojokkan aku. It points to me." jelasnya. Aku menarik nafas panjang, "maaf.." kataku pelan, dia memandangku. Aku tak berani menatap matanya.
"Aku sayang kamu, Mia. Aku tau, kamu tau itu. Harus berapa kali aku bilang sama kamu? Gausah takut aku pergi. Aku ga akan pergi, dan aku ga akan pernah mau pergi." Katanya. Aku menarik nafas panjang, berusaha mati-matian menahan 'sesuatu' yang tak lama lagi akan meluncur keluar.
"Yo, boleh aku minta sesuatu?" tanyaku. Dia mengangguk.
"Apa"
"Berhenti bikin aku terlalu berharap sama kamu. Satu-satunya hal yang bisa bikin aku terbang sekaligus jatuh terpuruk, cuma kata-kata kamu.."
"Maksud kamu?" Dia meminta penjelasan lebih,
"Iya. Kalimat, 'aku ga akan pergi' dari kamu emang bisa bikin aku tenang. Tapi di sisi lain, itu malah jadi boomerang buat aku. Kalimat itu bikin aku lupa kalo setiap hubungan itu ga selalu berjalan mulus. Kalimat itu bikin aku sensitive dengan semua perubahan kecil dari kamu.." Aku menundukkan wajahku, berusaha menutupi air mata yang akan segera keluar.
"Aku... Aku takut takdir punya jalan lain buat hubungan kita." Aku mulai menangis. Dia terdiam membiarkanku menangis.
"Aku terlalu sayang kamu..." kataku lirih


Aryo
Aku memandanginya dalam.
"Maafin aku, Mi. Aku ga maksud kaya gitu. Aku cuma pengen kamu tau kalo aku ga akan pergi kemana-mana." aku berusaha menjelaskan. Mia masih terisak didepanku.
"Aku tau. Tapi gimana kalo nanti kenyataannya beda?" tanyanya sambil tetap menunduk,
"Aku bakal berusaha kalo semuanya bakal tetep sama." kataku lantang. Mia terdiam.
"Kamu harus percaya sama aku, Mia. Semua usaha aku bakalan sia-sia kalau kamu ga percaya sama aku." aku berusaha mengangkat wajahnya.
"Dan buat semua perubahan dalam diri aku. Aku tau kamu udah dewasa, jadi aku yakin kalo kamu ngerti, kita itu masih pacaran, belum ada ikatan resmi apapun. Kita masih punya kehidupan yang harus dijalanin masing-masing. Aku punya masalah, gitu juga kamu. Aku gak mau ngekang kamu. Tapi harus kamu inget..." aku menarik tangannya,
"kita punya ikatan satu sama lain, disini..." kataku sambil mendekapkan tangannya kedadaku.
"Aku sayang kamu, Mia. Banget, banget, banget!" aku memeluknya erat.

Someday.. I'll be there with someone I love. ♥